A.
Oscilloscope
1. Petunjuk
dan Pengenalan Oscilloscope
Oscilloscope
adalah alat untuk pengukuran gelombang signal frekuensi, alat ini sangat
berguna dalam pengukuran rangkaian elektronika seperti TV, Radio Komunikasi,
dsb.
Oscilloscope
adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan signal listrik. Pada kebanyakan
aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana signal berubah
terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini
ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y), tegangan (V), horizontal
(X) menunjukkan besaran waktu (T).
Gambar 1. Oscilloscope
Layar
osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak
dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol
pada oscilloscope digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Gambar
2.tampilan layar oscilloscope
Oscilloscope
'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah signal sekaligus pada saat yang sama.
Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk signal pada dua tempat yang
berbeda dalam suatu rangkaian elektronik. Kadang- kadang signal oscilloscope
juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertical (Y), tegangan (V), horizontal (X) menunjukkan besaran waktu (T)
Tambahan sumbu Z mempresentasikan intensitas oscilloscope. Tetapi bagian ini biasanya
diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.
2. Fungsi
– Fungsi Pada Oscilloscope
- Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
- Mengukur frekuensi signal yang berosilasi.
- Mengecek jalannya suatu signal pada sebuah rangakaian listrik.
- Membedakan arus AC dengan arus DC.
- Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap
- waktu.
3. Setting
Default Oscilloscope
a. Tombol
Umum:
Turn
on/off : untuk menghidupkan /
mematikan Oscilloscope
Illumination
: untuk menyalakan lampu latar
Intensity : untuk mengatur terang/gelapnya
garis frekuensi
Focus : untuk mngatur ketajaman garis
frekuensi
Rotation
: untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis
frekuensi
CAL
:frekuensi sample yang
dapat diukur untuk mengkalibrasi
Oscilloscope
b. Tombol
di Vertikal Block :
Position : untuk mengatur naik turunnya garis
V.mode : untuk mengatur chanel
yang di pakai
Ch 1 : menggunakan input channel 1
Ch 2 : menggunakan input channel 2
Alt : (alternate) menggunakan
bergantian channel1 dan channel 2
Slope
: Normal digunakan yang +.
Gunakan yang – untuk kebalikan
gelombang
AC-GND-DC : Pilih AC utk gelombang bolak-balik (peak to
peak)
Pilih
DC : Untuk gelombang/tegangan
searah DC
Pilih
GND : Untuk menonaktifkan gelombang
mis:Utk menentukan
sposisi
awal
VOLTS/DIV : Untuk menentukan skala vertikal tegangan
dlm satu
kotak/DIV vertical
c. Tombol
di Horizontal Block :
Position :
Untuk mngatur posisi horizontal dari garis gelombang.
TIME/DIV : Untuk
megatur skala frekuensi dlm satu kotak/DIV
horizontal
X10
MAG : Untuk
memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi 10x
lipat.
Variable : untuk mengatur kerapatan gelombang
horizontal
Trigger
Level : Untuk mengatur agar frekuensi
tepat terbaca.
Rumus frekuensi dengan Time(Waktu):
Frekuensi
satuannya Hertz (Hz)
Time
satuannya Detik/Second (s)
F= 1
T = 1
M = mega
(1.000.000) 1 MHz >< 1 µS
K = kilo
(1000) 1 KHz >< 1 mS
m = mili
(1/1000) 1 Hz >< 1 S
µ = mikro
(1/1.000.000)
Setting tombol yang biasa digunakan untuk pengukuran
frekuensi :
26 Mhz
dan 13 Mhz dan 38,4 Mhz
Volts/Div
: 20m Volt
Time/Div :
Mentok ke kanan
32 Khz
Crystal (Sebelum masuk CCONT)
Volts/Div
: 20mV atau 50mV
Time/Div :
20 µS (Boleh juga 0,1mS / 50 µS / 10 µS)
32 Khz
Sleep Clock (Sesudah masuk CCONT)
Volts/Div
: 1 Volts
Time/Div :
20 µ S
RX I/Q
Volts/Div
: 0,2 Volts
Time/Div :
1 mS
SClk
(Synthetizer Clock) 3V
Volts/Div
: 1 Volt
Time/Div :
0,1mS atau bebas.
COBBA
Clock
Volts/Div
: 0,5 Volts
Time/Div :
mentok ke kanan.
4. Kalibrasi
Oscilloscope
Pada
umumnya setiap osiloskop sudah dilengkapi sumber signal acuan untuk kalibrasi.
Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan gelombang persegi
dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz. Misalkan kanal 1 yang
akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke terminal masukan kanal 1,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar di
atas menggunakan probe 1X, dengan ujung probe yang merah
dihubungkan
ke terminal kalibrasi. Capit buaya yang hitam tidak perlu
dihubungkan
ke ground osiloskop karena sudah terhubung secara internal.
Pada layar
osiloskop akan nampak gelombang persegi. Atur tombol kontrol
VOLTS/DIV
dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar yang jelas dengan
amplitudo
2 V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz., seperti ditunjukkan pada
gambar
berikut:
Gunakan
tombol kontrol posisi vertikal V-pos untuk menggerakkan seluruh
gambar
dalam arah vertikal dan tombol horizontal H-pos untuk menggerakkan
seluruh
gambar dalam arah horizontal. Cara ini dilakukan agar letak gambar
mudah
dilihat dan dibaca
5. Cara
Kerja Osiloskop Analog
Pada
saat osiloskop dihubungkan dengan sirkuit, signal tegangan bergerak
melalui
probe ke sistem vertical. Pada gambar ditunjukkan diagram blok
osiloskop
analog.
Bergantung kepada pengaturan skala
vertikal(volts/div), attenuator akan
memperkecil signal masukan sedangkan
amplifier akan memperkuat signal
masukan.
Selanjutnya
signal tersebut akan bergerak melalui keping pembelok vertikal
dalam
CRT(Cathode Ray Tube). Tegangan yang diberikan pada pelat tersebut
akan
mengakibatkan titik cahaya bergerak (berkas elektron yang menumbuk
fosfor
dalam CRT akan menghasilkan pendaran cahaya). Tegangan positif
akan
menyebabkan titik tersebut naik sedangkan tegangan negatif akan
menyebabkan
titik tersebut turun.
Signal
akan bergerak juga ke bagian sistem trigger untuk memulai sapuan
horizontal
(horizontal sweep). Sapuan horizontal ini menyebabkan titik cahaya
bergerak
melintasi layar. Jadi, jika sistem horizontal mendapat trigger, titik
cahaya
melintasi layar dari kiri ke kanan dengan selang waktu tertentu. Pada
kecepatan
tinggi titik tersebut dapat melintasi layar hingga 500.000 kali per
detik.
Secara
bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan pembelok vertikal akan
menghasilkan
pemetaan sinyal pada layar. Trigger diperlukan untuk
menstabilkan
sinyal berulang. Untuk meyakinkan bahwa sapuan dimulai pada
titik yang
sama dari sinyal berulang, hasilnya bisa tampak pada gambar berikut :
Pada saat
menggunakan osiloskop perlu diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
Tentukan
skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div
pada
posisi tertentu. Jika signal masukannya diperkirakan cukup besar,
gunakan
skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya
tegangan
masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau
skala
Volt/Div dipasang pada posisi paling besar. Tentukan skala Time/Div
untuk
mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
• Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk
memperoleh sinyal keluaran
yang
stabil.
• Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya
kurang fokus.
• Gunakan tombol pengatur intensitas jika
gambarnya sangat/kurang terang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar