Senin, 10 November 2014

MENGENAL OSCILLOSCOPE DAN FUNCTION GENERATOR BESERTA FUNGSI DAN PENGGUNAANNYA





A.   Oscilloscope
1.      Petunjuk dan Pengenalan Oscilloscope
Oscilloscope adalah alat untuk pengukuran gelombang signal frekuensi, alat ini sangat berguna dalam pengukuran rangkaian elektronika seperti TV, Radio Komunikasi, dsb.
Oscilloscope adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan signal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana signal berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y), tegangan (V),    horizontal (X) menunjukkan besaran waktu (T).


                              

Gambar 1. Oscilloscope

Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada oscilloscope digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.

                                        

                                                Gambar 2.tampilan layar oscilloscope

Oscilloscope 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah signal sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk signal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik. Kadang- kadang signal oscilloscope juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertical (Y), tegangan (V),   horizontal (X) menunjukkan besaran waktu (T) Tambahan sumbu Z mempresentasikan intensitas oscilloscope. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.



2.      Fungsi – Fungsi Pada Oscilloscope
       
  1. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
  2. Mengukur frekuensi signal yang berosilasi.
  3. Mengecek jalannya suatu signal pada sebuah rangakaian listrik.
  4. Membedakan arus AC dengan arus DC.
  5. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap
  6. waktu.

3.      Setting Default Oscilloscope


a.      Tombol Umum:


Turn on/off      : untuk menghidupkan / mematikan Oscilloscope
Illumination     : untuk menyalakan lampu latar
Intensity           : untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi
Focus               : untuk mngatur ketajaman garis frekuensi
Rotation           : untuk  mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi
CAL                 :frekuensi sample yang dapat diukur untuk mengkalibrasi                
                         Oscilloscope

b.      Tombol di Vertikal Block :
Position            : untuk mengatur naik turunnya garis
V.mode                        : untuk mengatur chanel yang di pakai
Ch 1                 : menggunakan input channel 1
Ch 2                 : menggunakan input channel 2
Alt                   : (alternate) menggunakan bergantian channel1 dan channel 2
Slope               : Normal digunakan yang +. Gunakan yang – untuk kebalikan
                                                  gelombang
AC-GND-DC  : Pilih AC utk gelombang bolak-balik (peak to peak)
                        Pilih DC           : Untuk gelombang/tegangan searah DC
                        Pilih GND        : Untuk menonaktifkan gelombang mis:Utk menentukan
                                                  sposisi  awal
VOLTS/DIV    : Untuk menentukan skala vertikal tegangan dlm satu  
                          kotak/DIV vertical     
  
c.       Tombol di Horizontal Block :
Position            :  Untuk mngatur posisi horizontal dari garis gelombang.
TIME/DIV       :  Untuk megatur skala frekuensi dlm satu kotak/DIV
   horizontal
X10 MAG      :  Untuk memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi 10x
   lipat.
Variable           : untuk mengatur kerapatan gelombang horizontal
Trigger Level  : Untuk mengatur agar frekuensi tepat terbaca.

Rumus frekuensi dengan Time(Waktu):
Frekuensi satuannya Hertz (Hz)
Time satuannya Detik/Second (s)
F= 1
T = 1
M = mega (1.000.000) 1 MHz >< 1 µS
K = kilo (1000) 1 KHz >< 1 mS
m = mili (1/1000) 1 Hz >< 1 S
µ = mikro (1/1.000.000)

Setting tombol yang biasa digunakan untuk pengukuran frekuensi :
26 Mhz dan 13 Mhz dan 38,4 Mhz
Volts/Div : 20m Volt
Time/Div : Mentok ke kanan

32 Khz Crystal (Sebelum masuk CCONT)
Volts/Div : 20mV atau 50mV
Time/Div : 20 µS (Boleh juga 0,1mS / 50 µS / 10 µS)

32 Khz Sleep Clock (Sesudah masuk CCONT)
Volts/Div : 1 Volts
Time/Div : 20 µ S
RX I/Q
Volts/Div : 0,2 Volts
Time/Div : 1 mS
SClk (Synthetizer Clock) 3V
Volts/Div : 1 Volt
Time/Div : 0,1mS atau bebas.

COBBA Clock
Volts/Div : 0,5 Volts
Time/Div : mentok ke kanan. 






4.      Kalibrasi Oscilloscope
Pada umumnya setiap osiloskop sudah dilengkapi sumber signal acuan untuk kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz. Misalkan kanal 1 yang akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke terminal masukan kanal 1, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar di atas menggunakan probe 1X, dengan ujung probe yang merah
dihubungkan ke terminal kalibrasi. Capit buaya yang hitam tidak perlu
dihubungkan ke ground osiloskop karena sudah terhubung secara internal.
Pada layar osiloskop akan nampak gelombang persegi. Atur tombol kontrol
VOLTS/DIV dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar yang jelas dengan
amplitudo 2 V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz., seperti ditunjukkan pada
gambar berikut: 






Gunakan tombol kontrol posisi vertikal V-pos untuk menggerakkan seluruh
gambar dalam arah vertikal dan tombol horizontal H-pos untuk menggerakkan
seluruh gambar dalam arah horizontal. Cara ini dilakukan agar letak gambar
mudah dilihat dan dibaca



5.      Cara Kerja Osiloskop Analog
Pada saat osiloskop dihubungkan dengan sirkuit, signal tegangan bergerak
melalui probe ke sistem vertical. Pada gambar ditunjukkan diagram blok
osiloskop analog.



                Bergantung kepada pengaturan skala vertikal(volts/div), attenuator akan
    memperkecil signal masukan sedangkan amplifier akan memperkuat signal
                 masukan. 


Selanjutnya signal tersebut akan bergerak melalui keping pembelok vertikal
dalam CRT(Cathode Ray Tube). Tegangan yang diberikan pada pelat tersebut
akan mengakibatkan titik cahaya bergerak (berkas elektron yang menumbuk
fosfor dalam CRT akan menghasilkan pendaran cahaya). Tegangan positif
akan menyebabkan titik tersebut naik sedangkan tegangan negatif akan
menyebabkan titik tersebut turun.


Signal akan bergerak juga ke bagian sistem trigger untuk memulai sapuan
horizontal (horizontal sweep). Sapuan horizontal ini menyebabkan titik cahaya
bergerak melintasi layar. Jadi, jika sistem horizontal mendapat trigger, titik
cahaya melintasi layar dari kiri ke kanan dengan selang waktu tertentu. Pada
kecepatan tinggi titik tersebut dapat melintasi layar hingga 500.000 kali per
detik. 

Secara bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan pembelok vertikal akan
menghasilkan pemetaan sinyal pada layar. Trigger diperlukan untuk
menstabilkan sinyal berulang. Untuk meyakinkan bahwa sapuan dimulai pada
titik yang sama dari sinyal berulang, hasilnya bisa tampak pada gambar berikut :




Pada saat menggunakan osiloskop perlu diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div
pada posisi tertentu. Jika signal masukannya diperkirakan cukup besar,
gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya
tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau
skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar. Tentukan skala Time/Div
untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.

•  Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran
yang stabil.
•  Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus. 
•  Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar